Urgen, Program Pencegahan Perundungan atau Bullying di Sekolah

Redaksi

Nusantaranews  Probolinggo,

Maraknya Peristiwa perundungan atau bullying terhadap siswa, dengan segala dampak psikologis terhadap korban, bahkan ada siswa SD Yang meninggal dunia sesudah terjadinya perundungan, sungguh membuat miris kita semua.
 Photo kiri: Ka SMPN 10 probolinggo, Aris Tantomas.
Photo kanan: Ka SMAN 3 Probolinggo, Khoirul Anam.

Sampai bulan Juli 2023 saja hampir setiap bulan sebelumnya, ada muncul berita  perundungan atau bulliying yang seakan menjadi trend pelajar, di hampir semua jenjang pendidikan, darI SD hingga SMA/SMK sederajat.
Beberapa catatan Peristiwa perundungan  yang  sempat viral,  tepatnya pada 19 Juni 2023, terjadi terhadap enam orang siswa SMP di Cianjur, Jawa Barat. Mereka disuruh mencium kaki siswa lainnya hingga ditendang.
Sebelumnya terjadi  Peristiwa nahas menimpa siswa kelas 1 SD, asal Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan. Dia meninggal dunia diduga setelah mengalami perundungan dan pemukulan yang dilakukan oleh kakak kelasnya terjadi pada 22 juni 20 23.
Masih pada bulan yang sama, seorang siswa berusia 13 tahun, kelas VII menjadi pelaku pembakaran sekolahnya sendiri, yaitu SMP Negeri 2 Pringsurat, Temanggung, Jawa Tengah. Kejadian berlangsung 27 Juni 2023.
Tentunya masih banyak peristiwa perundungan atau Bullying yang tidak terekam yang berlangsung di dunia pendidikan.

Lalu Upaya apa yang perlu dilakukan, khususnya pihak sekolah, agar tidak terjadi peristiwa perundungan atau Bullying.
Sebagaimana disampaikan kepala SMAN 3 Probolinggo,  Khoirul Anam, pada, Selasa, 11 Juli 2023, di kantornya Bahwa: 
perundungan atau bulliying, itu bisa saja terjadi akibat adanya niat pelaku untuk menyakiti seseorang atau korban,
bisa juga Adanya ketidak seimbangan kekuatan, baik secara phisik maupun popularitas, tetapi bukan konflik,  dan
itu   dilakukan berulang ulang.
"itu adalah  ciri ciri perilaku perundungan atau bullying" ujarnya.
Hal lain disampaikan  oleh Kepala SMPN 10 Probolinggo, Aris Tantomas, dalam wawancara singkat dengan Nusantaranews, di ruang kerjanya pada, Rabu, 12 Juli 2023,
bahwa Sasaran Bullying pada Anak,
Bisa jadi berupa ukuran badan, fisik, kepandaian, komunikasi, gender dan hal ketimpangan lain.
Masih menurut Aris,
perundungan atau bullying yang sering terjadi di lingkungan sekolah bisa berupa:
Penindasan emosional,
penganiayaan phisik, Pengucilan, Kekerasan Seksual, Cyberbullying,
yang berdampak bagi korban bullying.
 Adapun dampak Bulliying  bisa juga menyebabkan:
rasa tidak memiliki dan terputusnya hubungan dengan lingkungan, selalu merasa cemas jika bertemu dengan pelaku bully, susah bergaul atau lebih suka menyendiri,
merasa tidak nyaman, sakit hati, dan tertekan,
bahkan terganggu mental dan kejiwaan, melakukan balas dendam hingga bisa sampai berujung pada kematian seseorang.
"Dari sisi Perilaku bullying itu bisa masuk dalam perilaku pelanggaran HAM dan sangat tidak sesuai dengan nilai-nilai pancasila sila ke 2 serta nilai-nilai agama khususnya nilai keislaman," ungkapnya.

Bagaimana cara mencegah bullying?

"Sebaiknya sekolah memiliki  program pencegahan anti bullying dan sangsi bagi pelaku yang melakukan tindakan tersebut",  ucap Anam.
Hal-hal yang perlu dilakukan segera adalah:
-Membangun diskusi dan ceramah tentang mengatasi aksi penindasan.
-Memberi bantuan dan dukungan pada korban bullying.
-Mendeteksi Tindakan Bullying Sejak Dini. 
 -Sosialisasi Isu Bullying. 
-Memberi Dukungan pada Korban.
-Membuat Peraturan Tegas tentang Bullying.
-Memberi Contoh atau Teladan yang Baik.
-Mengajarkan Siswa untuk Berani Melawan Bullying.
-Tingkatkan kesadaran di antara anak-anak.
-Tekankan perilaku yang baik, empati, dan capaian prestasi bersama di sekolah.
-Melatih guru dan staf sekolah tentang bagaimana mengatasi bullying.

Hal yang harus dipesankan kepada siswa:
-Tunjukkan Prestasi
-Jalin Pertemanan dengan Banyak Orang.
-Tumbuhkan Rasa Percaya Diri. 
-Tidak Terpancing untuk Melawan. 
-Jadikan Bully-an Sebagai Penyemangat untuk Sukses. 
-Jangan Menunjukkan Sikap Takut atau Sedih. 
-Laporkan pada Pihak yang Berwenang.
"Hal-hal diatas adalah sesuai  apa yang saya dalami, disamping itu tentunya, Komunikasi antar siswa, antara guru dan siswa, komunikasi pihak sekolah dengan orangtua, perlu ditingkatkan, baik intensitas maupun kwalitasnya."
Demikian Khorul Anam
 menutup pembicaraan.
 ( **Dikpoer )
Tags