Para pahlawan yang berjuang ada yang melalui struktural dan ada yang melalui kultural. Para Pahlawan yang gugur melalui perjuangan struktural mudah diregistrasi dan dikenali sehingga dijadikan pahlawan nasional.
Sedangkan yang berjuang melalui jalur kultural sulit diregister dan dikenali karena mereka berjuang bukan untuk mencari nama , popularitas, dan jabatan tapi karena panggilan hati nurani untuk ibu Pertiwi masa depan anak cucu bangsa Indonesia demi keberlangsungan hidup.
Awal mula kesadaran untuk merdeka dimulai adanya pergerakan Budi Utomo. Pergerakan Budi Utomo dipimpin oleh Dr. Soetomo, Dr. Mochammad Saleh, Dr. Mohammad Soelaiman, Goenawan Mangunkoesoemo, Gondo Soewarno, R. Angka Prodjosoedirjo, Mas Goembrek , Soewarno, Soeradji Tirtonegoro.
Sebelumnya pergerakan untuk mengusir penjajah sudah dilakukan oleh para pejuang namun masih bersifat Kedaerahan. Pertempuran yang paling terkenal adalah Perang Diponegoro. Bersatunya para cendekiawan mulanya muncul dari ide Wahidin Sudirohusodo terbentuklah yang namanya Budi Utomo yang di Motori oleh Dr. Soetomo.
Di bumi Rengganis ini terdapat banyak Pahlawan yang berskala nasional namun tidak semua mengetahui besarnya perjuangan yang telah dikorbankan untuk negeri tercinta. Dikalangan tokoh ulama yaitu, KH Hasan Sepuh Genggong, KH Zaini Mun'im beserta Kiai dan ustadz lainnya.
Dikalangan militer yaitu Sutoyo, Prajurit Siaman, Pak Kelap ( nama julukan) dan laskar jihad dan laskar rakyat lainnya.
Dikalangan Pergerakan adalah Dr. Mochammad Saleh yang namanya diabadikan menjadi nama Rumah Sakit Daerah Kota Probolinggo dan jalan raya untuk mengenang jasa beliau. Menariknya Dr. Mochammad Saleh adalah tokoh pergerakan Budi Utomo namun tidak semua mengetahui bahwasanya kediaman beliau pernah dijadikan rapat pemuda pada saat itu .
Dr. Mochammad Saleh adalah seorang dokter yang peduli terhadap nasib bangsanya. Pada masa pra kemerdekaan, Beliau selalu membantu para pejuang untuk mengirim obat-obatan untuk para pejuang kemerdekaan. Setelah merdeka beliau tetap membantu rakyat dengan memberi bantuan medis terhadap rakyat tanpa mengharapkan imbalan namun rakyat Indonesia yang terkenal dengan sifat ramah tamahnya tetap memberikan imbalan atas jasa yang diberikan oleh Dr. Mochammad Saleh.
Beliau memiliki putra yang juga menorehkan tinta emas bagi penerbangan negara Indonesia yang terkenal sampai manca negara atas keberanian melakukan manuver udara melawan penjajah. Putra Beliau adalah Abdurrahman Saleh yang namanya juga diabadikan untuk mengenang jasanya menjadi Bandar Udara di Malang.
Sungguh besar perjuangan para pejuang kemerdekaan khususnya di Kabupaten/Kota Probolinggo. Kita sebagai generasi penerus seharusnya bisa meneladani perjuangan beliau sesuai dengan kapasitas di masyarakat.
Bila menjadi Ulama / Kiai jadilah pembimbing umat ,penyejuk umat, mengutamakan kepentingan masyarakat daripada kepentingan pribadi. Jangan menjual umat untuk kepentingan pribadi atau golongannya karena bisa menciderai menjadi seorang Ulama.
Bila menjadi aparatur pemerintah sipil maupun militer jadilah aparatur yang memiliki tanggungjawab bukan hanya sekedar tugas tapi bisa membantu melayani masyarakat baik waktu dinas maupun diluar dinas sehingga masyarakat merasa terayomi, terlindungi, dan merasakan ketenangan.
Bila menjadi tenaga medis maupun dokter jangan hanya memprioritaskan materi daripada pengabdian terhadap nusa bangsa Indonesia. Ingatlah, Pergerakan Nasional ditandai dengan pergerakan profesi dokter yang melihat anak kaum pribumi tidak bisa sekolah namun memiliki kemampuan untuk belajar menjadi lebih baik berguna bagi bangsanya.
Dan yang paling utama adalah seorang pejuang sejati adalah mengutamakan kepentingan masyarakat daripada kepentingan pribadi
(MH)