Yosevi Pengusaha Muda dan Penerus Kesenian Grup Musik Perkusi "Kelabang Songo

Redaksi

 


Nusantara News Probolinggo - Di balik kota kecil yang sunyi dan bersahaja seperti Kota Probolinggo, tersimpan kisah luar biasa dari seorang pemuda bernama Yosevi. Ia bukan hanya dikenal sebagai pengusaha muda yang sukses di dunia bisnis, tetapi juga seorang penjaga dan penerus warisan seni budaya tradisional. Yosevi adalah sosok yang berhasil memadukan dunia modern dan tradisional dalam satu kehidupan mengukir prestasi sebagai pengusaha sembari meneruskan kesenian grup musik perkusi legendaris, Kelabang Songo, warisan dari ayahnya.


Yosevi tumbuh besar di Kota Probolinggo yang mungkin tak banyak orang tahu. Sejak kecil, Yosevi sudah terpapar dua dunia yang berbeda. Di satu sisi, ia adalah anak dari seorang seniman, Almarhum Bapak Ariman, yang merupakan pemimpin grup musik perkusi tradisional Kelabang Songo. Grup ini terkenal karena menggabungkan suara tabuhan tradisional dengan elemen-elemen ritual, yang menggambarkan harmoni antara alam, manusia, dan spiritualitas.

Namun, di sisi lain, Yosevi juga menunjukkan minat besar pada dunia bisnis. Ketika anak-anak sebayanya sibuk bermain, Yosevi sudah belajar berbisnis. Meski kehidupannya sederhana, bakat dan jiwa pengusaha muda itu sudah mulai terlihat dari usia dini.


Setelah ayahnya wafat, Yosevi menghadapi dilema besar. Ia harus mengambil alih kepemimpinan Kelabang Songo, grup musik yang sudah berusia puluhan tahun, sekaligus mengurus bisnis yang mulai ia bangun. Kelabang Songo bukan sekadar kelompok musik biasa, tapi menjadi simbol bagi masyarakat setempat. Musiknya tidak hanya membawa hiburan, tapi juga digunakan dalam berbagai ritual adat dan perayaan tradisional, menjadi bagian dari jantung budaya Probolinggo.


Pada awalnya, banyak yang meragukan apakah Yosevi mampu memimpin grup musik itu, mengingat ia lebih dikenal sebagai seorang pengusaha muda. Namun, di situlah letak keistimewaan Yosevi. Ia tidak melihat dua dunia ini sebagai dua kutub yang bertolak belakang. "Bagi saya, bisnis dan budaya itu punya kesamaan. Keduanya butuh passion, komitmen, dan inovasi," ungkap Yosevi.


Setelah lulus sekolah, Yosevi memutuskan untuk melanjutkan bisnis online-nya yang fokus pada produk lokal Probolinggo, seperti kerajinan tangan dan produk olahan hasil laut. Dengan kecerdikannya, Yosevi berhasil membawa bisnisnya dari skala kecil hingga mampu menjangkau pasar nasional. Berbekal kepekaan terhadap perubahan zaman dan kebutuhan pasar, ia kemudian meluaskan bisnisnya ke sektor e-commerce.


Namun, tak hanya itu, Yosevi juga memiliki misi sosial dalam bisnisnya. "Saya ingin bisnis ini bukan hanya menguntungkan saya, tapi juga membuka pintu rezeki bagi banyak orang di kampung saya," katanya dengan penuh semangat.


Di tengah kesibukannya sebagai pengusaha, Yosevi tetap berkomitmen untuk menjaga warisan ayahnya. Kelabang Songo, yang sempat hampir redup setelah sepeninggalan ayahnya, kini kembali hidup di tangan Yosevi. Ia memadukan gaya perkusi tradisional dengan sentuhan modern, tanpa menghilangkan esensi spiritual dari grup ini. Yosevi mulai memperkenalkan Kelabang Songo ke panggung yang lebih luas, termasuk ke festival musik di luar daerah.


Keunikan dari Kelabang Songo adalah kemampuannya untuk menciptakan suasana magis melalui tabuhan alat musik tradisional, seperti gendang, terompet, gong dan bonang, yang berpadu dengan suara alam seperti angin dan ombak. Musik ini seolah menjadi nyanyian alam yang hidup, membawa pendengarnya ke dalam dunia yang lebih dalam dan spiritual. "Bapak selalu bilang, musik ini bukan sekadar hiburan. Ini adalah cara kita berkomunikasi dengan alam dan leluhur," kenang Yosevi.


Selain sukses di dunia bisnis dan seni, Yosevi juga menjadi inspirasi bagi generasi muda di Probolinggo dan sekitarnya. Ia sering diundang untuk berbicara tentang kewirausahaan dan pelestarian budaya. Baginya, generasi muda harus mampu menggabungkan keduanya tidak melupakan akar budaya mereka, namun tetap tanggap terhadap perkembangan zaman. "Kita bisa maju tanpa harus meninggalkan apa yang sudah diwariskan oleh leluhur kita," tegasnya.


Dalam salah satu acara komunitas di Probolinggo, Yosevi bahkan membentuk paguyuban yang fokus pada musik tradisional. Ia berharap bisa mencetak lebih banyak seniman muda yang siap melanjutkan tradisi Kelabang Songo, sekaligus mengajarkan mereka bagaimana mengembangkan seni tersebut agar tetap relevan di era modern.


Kesuksesan Yosevi dalam dunia bisnis dan seni bukanlah hal yang datang begitu saja. Ia adalah hasil dari kerja keras, visi yang tajam, dan kemauan untuk belajar dari pengalaman. Dengan segala pencapaiannya, Yosevi telah membuktikan bahwa seseorang tidak perlu memilih antara bisnis atau budaya. Keduanya bisa berjalan beriringan, saling melengkapi, dan bahkan memperkuat satu sama lain.


Yosevi mengajarkan kita bahwa sukses bukan hanya soal keuntungan materi, tapi juga tentang bagaimana kita bisa meneruskan warisan, baik itu warisan keluarga, budaya, atau komunitas kita. Di usia yang relatif muda, ia telah membuktikan bahwa semangat dan ketekunan bisa membawa seseorang melampaui batasan-batasan yang ada.


Kisah Yosevi adalah simbol dari harmoni antara tradisi dan modernitas, antara bisnis dan seni, antara masa lalu dan masa depan. Di balik kesuksesannya sebagai pengusaha, ada tanggung jawab besar untuk melestarikan warisan budaya ayahnya. Yosevi telah membuktikan bahwa meskipun kita hidup di era digital yang serba cepat, tetap ada tempat bagi nilai-nilai tradisional yang diwariskan oleh leluhur kita. Dari Probolinggo Yosevi telah menjadi ikon yang menginspirasi bukan hanya karena pencapaiannya, tetapi juga karena kecintaannya pada budaya dan kemampuannya untuk menggabungkan dua dunia yang tampak berbeda.