Nusantara News Probolinggo - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jawa Timur bersama Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Probolinggo menggelar bimbingan teknis (bimtek) pendampingan desa wisata pada 11-13 Februari 2025. Acara ini berlangsung di Tiris Adventure, Desa Segaran, Kecamatan Tiris, dan diikuti oleh 60 peserta yang terdiri dari kelompok masyarakat, pengelola desa wisata, serta perwakilan OPD terkait.
Selama kegiatan, peserta mendapatkan bimbingan dari East Java Ecotourism Forum (EJEF) sebagai tim pendamping, PT Odifa Jelajah Dunia yang membawakan materi tentang sinergi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam pengelolaan desa wisata, serta Munandar Dicky Gunawan yang memberikan pelatihan strategi pemasaran digital untuk meningkatkan daya saing desa wisata.
Acara ini dihadiri oleh berbagai pejabat daerah, termasuk Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Kabupaten Probolinggo Hari Kriswanto, Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan Hary Tjahjono, Kepala Disporapar Kabupaten Probolinggo Heri Mulyadi, serta Kepala Bidang Destinasi Disbudpar Jawa Timur Susiati. Dalam sambutannya, Susiati menekankan bahwa bimtek ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengelola desa wisata berbasis kearifan lokal dan pemberdayaan masyarakat agar desa wisata bisa berkembang secara mandiri.
Kabupaten Probolinggo sendiri memiliki potensi wisata yang besar, dengan destinasi unggulan seperti Gunung Bromo, Pantai Bentar, Binor Harmony, Pantai Grinting, dan Bermi Eco Park. Menurut Susiati, besarnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Gunung Bromo setiap tahunnya harus dimanfaatkan oleh desa wisata di sekitarnya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
Dari 28 desa wisata yang telah ditetapkan dalam Peraturan Bupati Nomor 51 Tahun 2018, delapan desa dipilih untuk mendapatkan pendampingan khusus, di antaranya Desa Wisata Adat Tengger dan Edelweis Seruni (Ngadisari), Desa Wisata Andung Biru (Andungbiru), Desa Wisata Bremi (Bremi), Desa Wisata Guyangan (Guyangan), Desa Wisata Gili Ketapang (Gili Ketapang), Desa Wisata Ranusegaran (Segaran), Desa Wisata Binor (Binor), dan Desa Wisata Buk Dami (Tigasan Wetan).
Kepala Disporapar Kabupaten Probolinggo, Heri Mulyadi, menilai desa wisata merupakan konsep yang menjanjikan untuk pengembangan wilayah pedesaan. Dengan menggabungkan kearifan lokal dan partisipasi masyarakat, desa wisata tidak hanya menjadi daya tarik bagi wisatawan tetapi juga berkontribusi terhadap ekonomi daerah dan pelestarian budaya. Pemerintah daerah terus berupaya mendorong program SAE Wisata yang menargetkan pengembangan 100 desa wisata melalui berbagai kegiatan, seperti bimtek, verifikasi, dan sertifikasi.
Untuk memastikan keberlanjutan desa wisata, Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Kabupaten Probolinggo, Hari Kriswanto, menekankan pentingnya dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah provinsi, OPD terkait, dan camat setempat. Sinergi yang baik diharapkan mampu mempercepat perkembangan desa wisata di Kabupaten Probolinggo sehingga dapat menjadi model bagi desa-desa lain di Jawa Timur.
(MH***)