Bupati Probolinggo Terima Audiensi Tokoh Adat Tengger Sukapura Terkait Penutupan Jalan Saat Nyepi

Redaksi

  


Nusantara News Probolinggo - Bupati Probolinggo, Gus dr. Mohammad Haris, menerima audiensi dari tokoh adat Suku Tengger Sukapura pada Kamis (20/3/2025) di Pendopo Prasaja Ngerti Wibawa. Pertemuan ini membahas perizinan penutupan jalan dalam rangka perayaan Hari Raya Nyepi. Dalam audiensi tersebut, Bupati didampingi oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikdaya) Kabupaten Probolinggo, Dwijoko Nurjayadi, serta Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar), Heri Mulyadi.


Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Probolinggo, Bambang Suprapto, menjelaskan bahwa masyarakat Suku Tengger akan melaksanakan ritual Tapa Brata pada Hari Raya Nyepi. Dalam ritual ini, jalan akan ditutup mulai pagi hari tanggal 29 Maret hingga pagi hari tanggal 30 Maret. Tradisi ini sudah berlangsung selama 10 tahun dan menjadi bentuk nyata toleransi antara umat Hindu dan Muslim, di mana umat Muslim akan membantu menjaga jalannya penutupan jalan.


Selain ritual Tapa Brata, masyarakat Tengger juga mengadakan Dharma Santi, yaitu silaturahmi atau halal bihalal setelah perayaan Nyepi. Pada tanggal 10 hingga 11 Juni, akan digelar perayaan Yadnya Kasada, di mana Bupati Probolinggo, Gus dr. Mohammad Haris, akan dikukuhkan sebagai sesepuh masyarakat Tengger. Hal ini menunjukkan eratnya hubungan antara pemerintah daerah dan masyarakat adat dalam menjaga tradisi dan budaya lokal.


Dalam kesempatan tersebut, Bupati Haris menegaskan bahwa hubungan dirinya dengan sesepuh Tengger bukanlah sesuatu yang baru. Ia mengungkapkan bahwa kedekatan antara pesantren dan masyarakat Tengger sudah terjalin dengan baik, bahkan tanpa harus difasilitasi oleh organisasi seperti FKUB. Menurutnya, hubungan ini terjadi secara alami dan harus terus dipertahankan.


Bupati Haris juga mendorong agar masyarakat Tengger tidak segan untuk datang ke pendopo guna berdiskusi dan menyampaikan kebutuhan maupun keluhan mereka. Ia menekankan bahwa Suku Tengger adalah bagian dari Kabupaten Probolinggo, sehingga komunikasi yang baik harus selalu dijaga. Pemerintah daerah, kata Bupati, siap mendukung dan memfasilitasi masyarakat dalam berbagai aspek, termasuk pelestarian budaya dan pembangunan wilayah.


Selain budaya, Bupati Haris juga menyoroti potensi wisata Kabupaten Probolinggo yang harus terus dijaga dan dikembangkan. Salah satunya adalah Wisata Gunung Bromo yang memiliki daya tarik global dan nilai kearifan lokal yang kuat. Ia menegaskan bahwa tanggung jawab menjaga wisata dan budaya bukan hanya milik pemerintah, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan.


Sebagai penutup, Bupati Haris mengajak semua pihak untuk bersama-sama melestarikan adat istiadat, memperkuat silaturahmi, serta menjaga kebersamaan. Ia juga menekankan pentingnya mengenalkan budaya Tengger ke dunia internasional agar semakin dikenal luas. Dengan sinergi antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan keberagaman budaya di Kabupaten Probolinggo tetap terjaga dan menjadi kebanggaan bersama.

(MH***)