Komisi Pemilihan Umum Kota Probolinggo Mengadakan Sosialisasi Tahapan Pilwali Ke Komunitas Guru

arinaran



Pengurus PGRI Kota Probolinggo bersama nara sumber Ketua KPU Dr. Ahmad Hudri, MAP dan Imanuddin Abil Fida, MIRKH, Dosen Institut  Agama Islam Achmad Dahlan Probolinggo 
( IAD ).

Probolinggo NN - Demokrasi bukan sekadar kata yang dilemparkan dalam ruang-ruang seminar politik. Ini adalah suara dari tiap individu, sebuah perpaduan dari pilihan dan aspirasi yang selalu hadir pada setiap pemilu. Pilwali, atau Pemilihan calon Walikota, adalah momen di mana suara rakyat terbanyak menjadi penanda dimulainya peran seorang pemimpin, di mana keputusan kolektif menentukan masa depan sebuah daerah. Tapi, apa jadinya jika partisipasi suara rakyat itu rendah, berarti banyak golput. Di sinilah sosialisasi pilwali memegang peranan penting.

Oleh karena itu, KPU Kota Probolinggo bersama jajarannya Menggelar sosialisasi dengan sasaran Komunitas Guru bertajuk
"Sosialisasi Tahapan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Probolinggo Tahun 2024 Segmen Pemilih Komunitas" pada (10/06/2024 ),  di Bromo view Hotel kota Probolinggo.

Hadir sebagai undangan pada acara itu
Pengurus PGRI Kota Proboinggo,
Pengurus Majelis Dikdasmen PD Muhammadiyah dan lembaga pendidikan dibawah naungannya, PerguNU dan LP Maarif dengan lembaga pendidikannya serta unsur pendidikan lainnya
Bertindak sebagai Nara sumber Imanuddin Abil Fida, MIRKH, Dosen Institut  Agama Islam Achmad Dahlan Probolinggo ( IAD ) dan Ketua KPU Kota Probolinggo Dr. Ahmad Hudri, MAP.

Acara dimula pukul 10.00 WIB, dibuka oleh Ahmad Hudri selaku Ketua KPU kota Probolinggo. Dalam sambutannya ia menegaskan pentingnya pemahaman masyarakat terhadap tahapan Pilkada khususnya Pilwali dan Pilwawali Kota Probolinggo. Agar masyarakat mampu memilih pemimpin yang diharapkan melalui kecerdasan dan penalarannya serta pertimbangan yang matang.
tidak tersandera oleh politik uang,
yang sebenarnya tidak dibenarkan oleh aturan.

sebagai Nara Sumber Imanuddin Abil Fida, MIRKH, Dosen Institut Ahmad Dahlan itu , menganjurkan agar masyarakat  menganalisa masing-masing calon dari visi dan  misi pemimpin yang akan dipilih,  mengamati dari  tahapan pencalonan hingga mendapatkan  keputusan untuk memilih. Namun, jika calon pemimpin yang dipilih itu kalah, maka harus bisa menerima dengan legowo.

Pada sesi tanya jawab, beberapa yang hadir mempertanyakan  seputar imlementasi pendidikan politik disekolah.  ketua PGRI Suryono menyampaikan permasalahan kesulitan guru untuk menyampaikan kepada siswa perihal pendidikan politik di SMA/SMK dan yang sederajat, mengingat guru maupun kepala sekolah menganggap bukan wilayahnya. Mereka khawatir jika harus berbicara politik. Hal itu Dijawab oleh narasumber pada intinya semua stakeholder secara serius memperhatikan hal ini, dan  berharap kedepan,  pendidikan politik bisa masuk dalam kurikulum.

Selanjutnya Hudri menerangkan secara   spesifik tujuan Sosialisasi Pilwali untuk  segmen Komunitas, yaitu KPU bersama stakeholder berkewajiban  bersinergi, bersosialisasi dengan semua segmen yang ada, termasuk segmen komunitas, dan yang dipilih adalah komunitas guru.

"Kami ingin bersama-sama semua stakeholder yang ada, karena kami punya kewajiban untuk bersinergi, bersosialisasi
dengan semua segmen yang ada, termasuk segmen komunitas. Kami memilih segmen komunitas guru yang ada di Kota Probolinggo", Terang Hudri.

Ia berharap, bersama pegiat pendidikan lainnya turut memberikan sumbangsih  membangun demokrasi yang sehat dan mendidik, kepada seluruh masyarakat.

(**Dekpoer)