Nusantara News Probolinggo – Publik dibuat terperangah. Selama ini ada LSM dan segelintir wartawan yang gencar memberitakan dugaan kasus korupsi dana hibah Jatim, tiba-tiba justru mendatangi rumah salah satu tersangka, Mahrus. Padahal, dalam rilis resmi KPK RI, nama Mahrus sudah jelas disebut berstatus tersangka.
Namun anehnya, muncul pemberitaan dari salah satu media online yang menyebut Mahrus masih berstatus saksi. Pernyataan yang berbalik arah itu sontak menimbulkan tanda tanya besar di tengah masyarakat.Sebenarnya apa yang terjadi , mereka yang sebelumnya lantang, tiba-tiba “masuk angin” di tikungan terakhir.
Jamaluddin, Ketua IWP, bereaksi keras menyindir langkah Dugaan Oknum LSM dan wartawan yang mendatangi rumah tersangka dengan bungkus silaturahmi. “Seharusnya kita ini bersama-sama memberantas korupsi, bukan malah menjalin lobi-lobi yang justru melemahkan perjuangan rakyat,” tegas Jamaluddin dengan nada tajam, 05/09/2025.
Menurutnya, publik berhak curiga karena alih-alih konsisten, justru ada kesan kompromi yang ditutupi kata-kata manis. “Kalau KPK sudah resmi merilis status tersangka, lalu ada pemberitaan yang menyebut saksi, jelas itu bertentangan dengan fakta. Ini seperti mencoba mengaburkan realitas dengan tinta kabur,” tambahnya.
Fenomena ini ramai diperbincangkan di kalangan aktivis dan masyarakat. Mereka menilai, kejanggalan sikap oknum tersebut semakin menurunkan kepercayaan publik terhadap peran LSM dan pers yang sejatinya menjadi garda terdepan dalam mengawal pemberantasan korupsi.
Publik saat ini hanya bisa mengamati dengan penuh tanda tanya , silaturahmi itu murni niat baik, ataukah ada aroma “deal” yang tak terucap. Pastilah waktu yang akan menjawab, namun jejak digital sudah terlanjur merekam paradoks lantang di depan kamera, melembut di balik pintu rumah tersangka diduga korupsi dana hibah Jatim.
(MH**)