Nusantara News Probolinggo - Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah (BPKW) XI Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) baru saja mengadakan acara bertajuk Rawat Budaya Pandhalungan di Alun-Alun Kota Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, pada Jum’at dan Sabtu (20-21/9/2024). Acara ini bertujuan untuk melestarikan dan mempromosikan kekayaan budaya Pandhalungan, yang merupakan gabungan antara budaya Jawa dan Madura di kawasan Tapal Kuda, Jawa Timur.
Pembukaan resmi kegiatan ini dilakukan pada malam Jum’at (20/9/2024) oleh Pj. Bupati Probolinggo, H. Ugas Irwanto, S.Sos., M.Si., bersama dengan Kepala BPKW XI, Endah Budi Heryani. Acara tersebut juga dihadiri oleh Pj. Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Probolinggo, Hj. Rita Ugas Irwanto, serta perwakilan dari Forkopimda dan sejumlah pejabat daerah lainnya dari kabupaten di Tapal Kuda, seperti Situbondo, Banyuwangi, Bondowoso, Jember, Lumajang, dan Kota Probolinggo.
Kemeriahan acara dibuka dengan berbagai penampilan seni tradisional yang menarik perhatian pengunjung. Tarian khas Pandhalungan, seperti Tari Kiprah Glipang dari Sanggar Andhika Jaya, serta Tari Medley dan keroncong berbahasa Madura, menyemarakkan suasana. Di sore harinya, kesenian musik dhug-dhug dan Tari Gandrung dari Banyuwangi turut meramaikan acara.
Antusiasme masyarakat Kota Kraksaan dan sekitarnya sangat terlihat, dengan banyak yang datang untuk menikmati beragam kesenian khas Tapal Kuda yang jarang mereka saksikan sehari-hari. Acara ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga sarana edukasi budaya yang berharga bagi masyarakat.
Pj. Bupati Probolinggo, Ugas Irwanto, memberikan apresiasi atas penyelenggaraan kegiatan ini. Ia menyebutkan bahwa acara ini adalah jembatan silaturahmi antara pemerintah dan masyarakat. "Ini bukan hanya hiburan, tetapi juga sarat makna. Budaya Pandhalungan mencerminkan perpaduan budaya Jawa dan Madura. Keberagaman ini adalah kekuatan yang perlu kita jaga, terutama untuk sektor pariwisata," ujarnya.
Ia menegaskan pentingnya menjaga kelestarian budaya sebagai identitas dan daya tarik wisata. "Dengan kegiatan seperti ini, kita menunjukkan keunikan budaya lokal sekaligus mengundang minat wisatawan, serta melindungi generasi muda dari pengaruh budaya luar yang tidak sesuai," tambahnya.
Sementara itu, Kepala BPKW XI, Endah Budi Heryani, menjelaskan bahwa budaya Pandhalungan merupakan hasil percampuran budaya dominan Jawa dan Madura yang telah berkembang pesat di wilayah Tapal Kuda. "Karakteristik budaya Pandhalungan menunjukkan adanya asimilasi dan akulturasi yang menggambarkan semangat Bhinneka Tunggal Ika. Ini adalah kekayaan budaya yang harus kita jaga keberlanjutannya," ungkapnya.
Dengan semangat gotong royong, Rawat Budaya Pandhalungan menjadi momentum penting untuk merayakan dan melestarikan warisan budaya yang tak ternilai.
(MH***)