Nusantara News Probolinggo - Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN),Merupakan tempat pembelian Bahan Bakar Minyak (Solar) Dengar harga Subsidi,Pembangunan SPBUN bertujuan untuk mengurangi permasalahan yang di hadapi nelayan dalam membutuhkan Bahan Bakar Minyak(BBM),Dengan harga lebih murah sehingga pendapatan nelayan tinggi,tarap hidup semakin meningkat.
Namun apa yang terjadi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan(SPBUN),Pagurawan nomor 18212036, yang terletak di jalan lintas PagurawanDesa Nenasiam,Kecamatan Medang Deras,Kabupaten Batu Bara,nelayan,pembeli menjerit atas kebijakan yang di lakukan menejer SPBUN Berinisial Riki,pasal nya setiap pengisian bahan bakar minyak solar nelayan di mintai biaya pengisian.
Penjelasan seorang nelayan yang tidak mau di sebut nama nya,kepada Nusantara news,sabtu 13/9/2024,tengah malam,menejer SPBUN Pagurawan inisial Riki,melakukan pemugutan kepada nelayan,dengan cara jasa pengisian bahan bakar minyak solar,nominal berpariasi dari 5000,10.000 sampai 25.000 rupiah per jerigen,per angkutan becak.
apa yang di lakukan menejer Riki,bukan untuk menambah peningkatan pendapatan nelayan dan tarap hidup nelayan,malah menambah beban penderitaan nelayan,demi keuntungan pribadi.ucap nelayan.
Di sisi lain keterangan inisial C buruh nelayan bahwa,pihak menejer stasiun pengisian umum nelayan SPBUN Pagurawan,sudah menyalahi Standart Opersional Prosudur (SOP),yang semesti nya bahan bakar minyak solar untuk kebutuhan nelayan harus siaga 24 jam,dengan pasokan 16 ton sekali pasok,8 kali pasokan selama satu bulan,cukup untuk kebutuhan nelayan,fakta nya setiap pasokan ke stasiun pengisian bahan bakar umum nelayan masuk,belum sampai satu hari stok solar bersubsidi sudah habis,di duga ada penimbunan Bahan Bakar Minyak solar oleh pihak menejer melalui rekan-rekan nya.ujar C.
Harapan nelayan dan buruh nelayan kepada pihak yang berwenang khusus nya pemerintah Daerah kabupaten Batu Bara,dan Pemerintah Propinsi Sumatera Utara,mencopot petugas yang hanya memikirkan keuntungan pribadi,tampa memikirkan tarap hidup umat banyak termasuk nelayan.
Saat di hubungi menejer SPBUN pagurawan Riki,lwat via WhatsApp tidak mengangkat,pada sabtu pukul 09.00 wib dan di chating pada pukul 01 30 wib tidak di balas sampai berita ini di turunkan.
(Zul***)