Nusantara News Probolinggo - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo kembali memperkuat komitmen dalam pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) melalui rapat koordinasi (rakor) yang digelar di Ballroom Kanaya, Kota Probolinggo, Senin (9/12/2024). Acara ini melibatkan perwakilan dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD), kecamatan, hingga desa. Kegiatan dibuka dengan senam sehat, sebagai simbol pentingnya menerapkan gaya hidup aktif di lingkungan Pemerintah Kabupaten Probolinggo.
Germas sendiri merupakan program yang telah berjalan sejak 2017 dan menjadi tanggung jawab lintas sektor, tidak hanya sektor kesehatan. Gerakan ini sangat relevan karena Indonesia tengah mengalami transisi epidemiologi. Jika di tahun 1990 mayoritas kematian disebabkan oleh penyakit menular, kini sekitar 70% kematian berasal dari penyakit tidak menular seperti hipertensi, penyakit jantung, dan gagal ginjal.
Dalam acara tersebut, hadir sejumlah tokoh penting, seperti Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kabupaten Probolinggo Sri Wahyu Utami, Ketua Forum Kabupaten Probolinggo Sehat (FKPS) dr. Mirrah Samiyah, serta Perencana Ahli Muda Bapelitbangda Kabupaten Probolinggo Elok Wiji. Perwakilan dari tingkat provinsi, seperti Erinda Dwi Aryanti dari Bappeda Pemprov Jatim dan Lestari Rahayu dari Dinkes Provinsi Jawa Timur, juga turut memberikan kontribusi dalam diskusi.
Erinda Dwi Aryanti menekankan bahwa penyakit tidak menular kini menjadi ancaman utama kesehatan masyarakat. Gaya hidup yang kurang aktif, seperti kebiasaan mager, semakin memperburuk situasi. Ia mendorong semua pihak untuk serius dalam mengimplementasikan Germas melalui penyediaan fasilitas olahraga, penerapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR), hingga deteksi dini di puskesmas. “Semua ini harus dilakukan bersama untuk menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan produktif,” tuturnya.
Apresiasi juga disampaikan oleh Lestari Rahayu kepada Pemkab Probolinggo atas keseriusannya dalam menjalankan Germas. Ia menyoroti berbagai langkah konkret, seperti penerbitan SK Pokja Germas sejak 2019 dan implementasi Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2019. Menurutnya, komitmen tersebut menjadi bukti nyata bahwa Kabupaten Probolinggo berupaya maksimal dalam mewujudkan masyarakat yang sehat, bugar, dan produktif.
Meski demikian, Elok Wiji mengingatkan bahwa pelaksanaan Germas di Kabupaten Probolinggo masih menghadapi sejumlah kendala, seperti rendahnya kesadaran masyarakat, kurangnya sinergi antar lembaga, dan minimnya edukasi publik. Ia menilai perlu ada perbaikan koordinasi antara OPD, kecamatan, dan desa untuk mengatasi hambatan ini. "Kesadaran, data, dan edukasi masih menjadi tantangan yang perlu segera diatasi," jelasnya.
Sri Wahyu Utami menutup acara dengan harapan besar bahwa rakor ini mampu mempererat sinergi antar instansi di lingkungan Pemkab Probolinggo. Ia juga mendorong seluruh perangkat desa dan OPD untuk aktif dalam menyukseskan Germas. “Kami optimis, dengan kerja sama semua pihak, Kabupaten Probolinggo bisa menjadi teladan dalam gerakan hidup sehat di Indonesia,” pungkasnya.
(MH***)