Ribuan Warga Probolinggo Meriahkan Festival Musik Pengantar Sahur 2025

Redaksi


Nusantara News Probolinggo - Festival Musik Pengantar Sahur (MPS) 2025 kembali menggema di Kabupaten Probolinggo, menarik ribuan masyarakat yang antusias menyaksikan tradisi tahunan ini. Acara yang menjadi bagian dari peringatan Haul Himami Hafsawati ini digelar pada Jumat (7/3/2025) malam, menambah semarak bulan suci Ramadhan.


Sebanyak 840 peserta yang tergabung dalam 56 grup turut serta dalam festival ini. Mereka terdiri dari 23 grup pelajar serta 33 grup perwakilan Koordinator Wilayah (Korwil) Bidang Pendidikan dan Kebudayaan (Dikdaya) dari berbagai kecamatan di Kabupaten Probolinggo. Acara dimulai pukul 20.00 WIB setelah salat Tarawih, dengan arak-arakan yang melintasi jalur utama di depan kediaman Bupati Probolinggo di Desa Karangbong, Kecamatan Pajarakan.

Festival ini semakin meriah dengan kehadiran Bupati Probolinggo Gus dr. Mohammad Haris, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Probolinggo M. Zubaidi, serta sejumlah anggota DPRD dan pejabat Forkopimda. Tak hanya itu, puluhan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga meramaikan jalur arak-arakan dengan berbagai dagangan yang menambah semarak suasana. Rute pawai dimulai dari halaman kediaman Bupati Haris dan berakhir di halaman Pabrik Gula (PG) Pajarakan.


Ketua panitia penyelenggara, Reno Handoyo, yang juga anggota DPRD Kabupaten Probolinggo, mengapresiasi partisipasi masyarakat serta antusiasme para peserta. Ia mengungkapkan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam menyukseskan acara ini. Reno juga menegaskan bahwa Musik Pengantar Sahur telah menjadi bagian dari budaya Kabupaten Probolinggo sejak pertama kali digelar pada 2006, mengombinasikan alat musik modern dan tradisional untuk membangunkan warga saat sahur dengan irama yang khas.


Bupati Probolinggo, Gus dr. Mohammad Haris, menekankan pentingnya menjaga tradisi ini agar terus lestari di tengah masyarakat. Menurutnya, musik kentongan yang membangunkan warga untuk sahur merupakan bagian dari identitas budaya Kabupaten Probolinggo yang patut dijaga. Ia juga mengusulkan agar festival ini dikembangkan dengan konsep lebih luas, seperti Genggong Go Green, yang memungkinkan lebih banyak masyarakat menikmati acara tanpa mengganggu arus lalu lintas.


Pemkab Probolinggo berkomitmen untuk terus mendukung pelestarian budaya lokal, termasuk berbagai tradisi dari komunitas keagamaan. Menurut Gus Haris, menjaga keberagaman budaya di tengah masyarakat merupakan bagian dari upaya mempererat kebersamaan dan memperkuat identitas daerah. Oleh karena itu, pihaknya akan mempertimbangkan lokasi yang lebih luas untuk penyelenggaraan festival mendatang.


Sebagai bentuk apresiasi, pemenang utama dalam ajang MPS 2025 akan mendapatkan hadiah serta kesempatan tampil dalam peringatan Haul Himami Hafsawati pada Minggu (9/3/2025) mendatang. Festival ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga simbol kebersamaan dan pelestarian budaya yang terus hidup di tengah masyarakat Probolinggo.

(MH***)