Nusantara News Probolinggo - Probolinggo kembali diguncang oleh ulah tidak bertanggung jawab di media sosial. Sebuah akun TikTok bernama muhammadfathurrosy diduga memantik kontroversi setelah mengunggah ajakan demo yang disertai seruan untuk menghancurkan kantor DPRD Kabupaten Probolinggo. Tak hanya itu, akun tersebut juga menyeret nama relawan GH dalam narasinya.
Aktivis IWP, Jamaludin, dengan tegas mengecam tindakan provokatif tersebut. Menurutnya, seruan semacam itu bukan sekadar pelanggaran etika, melainkan sudah masuk ranah pidana. “Kami meminta pemilik akun segera meminta maaf kepada rakyat Kabupaten Probolinggo. Jika tidak, aparat kepolisian harus bertindak melakukan penangkapan agar situasi di Probolinggo tetap kondusif,” tegas Jamaludin.
Ia menambahkan, bila tidak ada respon maupun langkah hukum, pihaknya selaku representasi rakyat akan turun tangan melakukan upaya penangkapan. Hal ini semata-mata demi menjaga ketertiban umum dan mencegah eskalasi konflik.
Jamaluddin menekankan, Tim GH Center juga harus angkat bicara karena ajakan tersebut sudah mencatut nama Bupati Probolinggo, Gus Haris, sehingga perlu ada klarifikasi resmi agar tidak menimbulkan fitnah dan kesalahpahaman di tengah masyarakat.
Jamaludin menegaskan, ajakan provokatif itu tidak bisa disamakan dengan kebebasan berpendapat sebagaimana dijamin dalam Undang-Undang. “Kebebasan menyampaikan pendapat di muka umum dijamin konstitusi, tetapi bukan berarti bebas mengajak pada tindakan anarkis. Itu jelas berbeda,” pungkas Jamaludin, 31/08/2025.
Kasus ini menjadi tamparan keras tentang betapa bahayanya media sosial jika digunakan secara sembrono. Probolinggo menunggu langkah tegas aparat, agar ruang digital tidak berubah menjadi panggung provokasi.
Bersambung....
(MH**)