Dandim 0820/Probolinggo Pimpin Doa Syukur Peringatan Hari Pahlawan 2025, Teladani Semangat Juang Para Pejuang Bangsa

Redaksi


Nusantara News Probolinggo - Komandan Kodim 0820/Probolinggo, Letkol Arh Iwan Hermaya, memimpin langsung kegiatan doa syukur dalam rangka memperingati Hari Pahlawan tahun 2025 yang digelar di Masjid Al Hidayah Kodim 0820/Probolinggo pada Sabtu (8/11).


Dalam sambutannya, Letkol Arh Iwan Hermaya menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mengenang dan mendoakan para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa dan raga demi kemerdekaan Republik Indonesia.


“Doa syukur ini juga menjadi wujud rasa terima kasih sekaligus ajang untuk meneladani semangat juang para pahlawan. Kita ingin memperkokoh rasa cinta tanah air, memupuk kebersamaan, dan mensyukuri kemerdekaan yang telah diperjuangkan dengan darah dan air mata,” ujarnya.

Menurut Dandim, Hari Pahlawan merupakan momen penting bagi seluruh rakyat Indonesia untuk menghormati jasa para pejuang, khususnya dalam peristiwa bersejarah 10 November 1945—simbol dari keberanian dan semangat mempertahankan kemerdekaan.


“Setiap warga negara bisa meneladani semangat para pahlawan lewat keahlian dan profesi masing-masing. Nilai-nilai perjuangan seperti keberanian, keikhlasan, dan pengorbanan harus terus dirawat di hati setiap generasi agar semangat juang bangsa tidak luntur,” tambahnya.


Lebih lanjut, Letkol Iwan mengungkapkan bahwa tema Hari Pahlawan tahun 2025 mengangkat frasa ‘Pahlawan Teladanku’. Makna dari tema tersebut, kata dia, menegaskan bahwa para pahlawan dengan semangat juangnya dalam membangun, mempertahankan kedaulatan, dan menjaga kemerdekaan Indonesia, patut dijadikan panutan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.


“Sikap nasionalisme, keberanian, integritas, dan semangat persatuan harus menjadi pedoman bagi generasi penerus. Itulah pesan utama yang terkandung dalam tema Hari Pahlawan kali ini,” tegasnya.


Perwira yang dikenal berpostur tegap itu juga menekankan bahwa peringatan Hari Pahlawan tidak semata-mata sebatas seremoni penghormatan, melainkan momentum untuk menggali nilai-nilai keteladanan dari para pejuang.


“Dari sanalah kita bisa belajar membangun peradaban bangsa di era modern dengan semangat dan ketulusan yang sama seperti para pahlawan dahulu,” tuturnya penuh makna.

(SF**)