Widya Mandala Probolinggo -
Ketika gadget sudah menjadi kebutuhan untuk bisa dimiliki seluruh lapisan masyarakat, dimana arus informasi global terus mengalir dan tidak mungkin bisa dicegah. Maka upaya yang bisa dilakukan pada umumnya, hanya memberikan nasehat, agar bisa menggunakan gadget dengan bijaksana. Artinya menggunakan Gadget sesuai fungsinya, sesuai kebutuhan informasi yang positif.
Berkaitan dengan hal itu, SMP Negeri 3 Probolinggo dibawah pimpinan Kepala sekolah Sumantri, Spd, MPd, secara serius menyoroti pengaruh gadged terhadap peserta didiknya, dan berpikir tentang sebuah upaya bagaimana menangkal pengaruh buruk gadget atau minimal bisa menguranginya.
Sebagaimana disampaikan Sumantri di ruang kerjanya, pada Selasa, 14/8/2023,
bahwa upaya mengurangi pengaruh konten gadget bagi para siswanya sudah dilakukan. Sumantri membentuk Tim pembangunan karakter melalui Ekstra kurikuler baca tulis ALQur'an. Kegiatan itu di jadwalkan 2 kali dalam 1 minggu, dilaksanakan setiap hari jumat dan sabtu sehabis jam pelajaran.
Sebenarnya gagasan itu muncul ketika dia mendapatkan informasi dari guru pengajar pendidikan agama Islam bahwa
SMP 3 itu sebenarnya sudah memiliki data tentang siswa yang belum bisa baca maupun yang sudah bisa, bahkan yang sudah tahfidz AlQur'an. Kemudian pada kesempatan pertemuan dengan komite sekolah disampaikan recana kegiatan tersebut, dan komite menyetujui sekaligus sosialisasi ke wali murid, ternyata tidak ada kendala, semuanya setuju, kemudian
melalui rapat Tim pembangunan karakter ekstra Kurikuler Baca tulis AlQur'an yang terdiri dari guru pendidikan agama;
Imam Fadilah,S. Ag dan Muazzayadah S.Ag, dari unsur komite sekolah; Luluk.R serta dari unsur kesiswaan; Kartawi, S.Pd, Lina Widiastuti.S.Kom.M.Pd serta Rohim Efendi.s.pd
Berkaitan dengan hal itu, SMP Negeri 3 Probolinggo dibawah pimpinan Kepala sekolah Sumantri, Spd, MPd, secara serius menyoroti pengaruh gadged terhadap peserta didiknya, dan berpikir tentang sebuah upaya bagaimana menangkal pengaruh buruk gadget atau minimal bisa menguranginya.
Sebagaimana disampaikan Sumantri di ruang kerjanya, pada Selasa, 14/8/2023,
bahwa upaya mengurangi pengaruh konten gadget bagi para siswanya sudah dilakukan. Sumantri membentuk Tim pembangunan karakter melalui Ekstra kurikuler baca tulis ALQur'an. Kegiatan itu di jadwalkan 2 kali dalam 1 minggu, dilaksanakan setiap hari jumat dan sabtu sehabis jam pelajaran.
Sebenarnya gagasan itu muncul ketika dia mendapatkan informasi dari guru pengajar pendidikan agama Islam bahwa
SMP 3 itu sebenarnya sudah memiliki data tentang siswa yang belum bisa baca maupun yang sudah bisa, bahkan yang sudah tahfidz AlQur'an. Kemudian pada kesempatan pertemuan dengan komite sekolah disampaikan recana kegiatan tersebut, dan komite menyetujui sekaligus sosialisasi ke wali murid, ternyata tidak ada kendala, semuanya setuju, kemudian
melalui rapat Tim pembangunan karakter ekstra Kurikuler Baca tulis AlQur'an yang terdiri dari guru pendidikan agama;
Imam Fadilah,S. Ag dan Muazzayadah S.Ag, dari unsur komite sekolah; Luluk.R serta dari unsur kesiswaan; Kartawi, S.Pd, Lina Widiastuti.S.Kom.M.Pd serta Rohim Efendi.s.pd
Mereka menyetujui SMPN 3 mengadakan kerjasama dengan Darul Qur'an Surabaya sebagai pembimbing serta penguji kemampuan anak - anak dalam baca tulis AlQur'an. Pihak Darul Qur'an akan memberikan sertifikat lulus tes kemampuan baca AlQur'an, yang mana sertifikat tersebut bisa dipakai menambah perolehan skor yang signifikan ketika siswa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
kegiatan pembangunan karakter melalui ekskul Baca tulis AlQur'an ini akhirnya mendapatkan apresiasi dari Kementrian Agama Kota Probolinggo, karena SMP negeri 3 adalah sekolah umum satu - satunya yang memiliki data untuk memetakan siswa dalam hal kemampuan baca tulis AlQur'an.
" Dari data itu juga, dan ini yang menjadi kebanggaan SMPN 3, sempat menjadi pilot project sekolah negeri atau sekolah umum, satu - satunya sekolah yang memiliki data siswa yang sama sekali belum bisa baca tulis Qur'an, yang belum lancar baca Qur'an dan yang sudah tahfidz, akhirnya SMPN 3 dijadikan rujukan se Jawa Timur, karena ini sekolah umum, inilah yang dianggap luar biasa oleh Kemenag," kata Sumantri.
Kegiatan pembangunan karakter di SMPN 3 saat ini sudah menginjak tahun ketiga. Pada tahun pertama sudah bisa mewisuda siswa tahfidz Qur'an sebanyak 31 anak di Malang, tahun kedua mengikutkan wisuda tahfidz Qur'an 29 anak di Situbondo dan pada tahun ke 3 mengikutkan ujian/tes tahfidz Quran sebanyak 81 anak di Jember, mereka semua di test pihak Tim dari Jawa Timur.
Upaya yang dilakukan SMPN 3 dalam rangka pendidikan karakter melaui kegiatan ekskul baca tulis AlQur'an, memang sangat pantas mendapatkan apresiasi dari Kemenag. Mengingat, Pendidikan itu tidak hanya berkaitan dengan pengetahuan akademik, tetapi juga melibatkan pembentukan karakter peserta didik. Pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk sikap, nilai, dan perilaku yang baik dalam diri peserta didik.
Dalam kontek ini, Profil pelajar Pancasila telah menjadi kerangka yang komprehensif untuk membimbing peserta didik dalam mengembangkan karakter yang baik, sebagaimana yang sudah dilakukan di SMPN 3 kota Probolinggo.
Oleh karena itu, penerapan Kurikulum yang di dalamnya terdapat proyek penguatan profil pelajar Pancasila (P5) dapat menumbuhkan karakter-karakter yang baik pada anak. Penerapan P5 pada Kurikulum Merdeka menjadi penguat pendidikan karakter bagi peserta didik.
Dengan kegiatan ekskul baca tulis AlQur'an, berarti SMP Negeri 3 lebih awal dalam melaksanakan proyek penguatan profil pelajar Pancasila (P5) yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam implementasi Kurikulum Merdeka.
" harapan saya secara umum, saya ingin anak - anak
memiliki karakter seperti yang dianjurkan pemerintah, jadi tertanam pada diri anak - anak jiwa profil pelajar pancasila, dan bisa merubah karakter menjadi baik, kuat dan mampu mengikuti perkembangan jaman saat ini," Pungkas sumantri.
(** Dikpoer )
kegiatan pembangunan karakter melalui ekskul Baca tulis AlQur'an ini akhirnya mendapatkan apresiasi dari Kementrian Agama Kota Probolinggo, karena SMP negeri 3 adalah sekolah umum satu - satunya yang memiliki data untuk memetakan siswa dalam hal kemampuan baca tulis AlQur'an.
" Dari data itu juga, dan ini yang menjadi kebanggaan SMPN 3, sempat menjadi pilot project sekolah negeri atau sekolah umum, satu - satunya sekolah yang memiliki data siswa yang sama sekali belum bisa baca tulis Qur'an, yang belum lancar baca Qur'an dan yang sudah tahfidz, akhirnya SMPN 3 dijadikan rujukan se Jawa Timur, karena ini sekolah umum, inilah yang dianggap luar biasa oleh Kemenag," kata Sumantri.
Kegiatan pembangunan karakter di SMPN 3 saat ini sudah menginjak tahun ketiga. Pada tahun pertama sudah bisa mewisuda siswa tahfidz Qur'an sebanyak 31 anak di Malang, tahun kedua mengikutkan wisuda tahfidz Qur'an 29 anak di Situbondo dan pada tahun ke 3 mengikutkan ujian/tes tahfidz Quran sebanyak 81 anak di Jember, mereka semua di test pihak Tim dari Jawa Timur.
Upaya yang dilakukan SMPN 3 dalam rangka pendidikan karakter melaui kegiatan ekskul baca tulis AlQur'an, memang sangat pantas mendapatkan apresiasi dari Kemenag. Mengingat, Pendidikan itu tidak hanya berkaitan dengan pengetahuan akademik, tetapi juga melibatkan pembentukan karakter peserta didik. Pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk sikap, nilai, dan perilaku yang baik dalam diri peserta didik.
Dalam kontek ini, Profil pelajar Pancasila telah menjadi kerangka yang komprehensif untuk membimbing peserta didik dalam mengembangkan karakter yang baik, sebagaimana yang sudah dilakukan di SMPN 3 kota Probolinggo.
Oleh karena itu, penerapan Kurikulum yang di dalamnya terdapat proyek penguatan profil pelajar Pancasila (P5) dapat menumbuhkan karakter-karakter yang baik pada anak. Penerapan P5 pada Kurikulum Merdeka menjadi penguat pendidikan karakter bagi peserta didik.
Dengan kegiatan ekskul baca tulis AlQur'an, berarti SMP Negeri 3 lebih awal dalam melaksanakan proyek penguatan profil pelajar Pancasila (P5) yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam implementasi Kurikulum Merdeka.
" harapan saya secara umum, saya ingin anak - anak
memiliki karakter seperti yang dianjurkan pemerintah, jadi tertanam pada diri anak - anak jiwa profil pelajar pancasila, dan bisa merubah karakter menjadi baik, kuat dan mampu mengikuti perkembangan jaman saat ini," Pungkas sumantri.
(** Dikpoer )