Nusantara News Probolinggo, 17 Oktober 2024 — Di tengah hiruk-pikuk politik dan tuntutan tugas lainnya, Ketua Partai Buruh Kabupaten Probolinggo membuktikan bahwa kepedulian pada rakyat tak pernah mengenal batas waktu. Dalam sebuah aksi nyata yang berlangsung dari pukul 10.21 WIB hingga hampir pukul 20.00 WIB, beliau berjibaku mengurus daftar orang-orang sakit yang membutuhkan perhatian khusus.
Pagi itu, saat sebagian orang masih menikmati kopi pagi mereka, ketua partai sudah berada di lapangan, menggulirkan langkah-langkah penuh empati. Jam dinding menunjukkan 10.21 WIB, ketika tumpukan berkas mulai memenuhi meja kerjanya. Nama-nama orang yang membutuhkan pertolongan, dari mereka yang terlilit penyakit kritis hingga yang hanya membutuhkan sedikit uluran tangan, terus berdatangan.
Waktu berjalan. Siang bergulir menjadi sore, tapi tangan ketua partai tak berhenti. Telepon berdering, catatan-catatan bertambah, dan wajah-wajah penuh harap semakin banyak terpampang di pikirannya. Setiap detik dihabiskan untuk memastikan tak ada yang terlewat. Bahkan ketika sore menjelang senja, saat kebanyakan orang mulai merencanakan makan malam atau pulang ke rumah, beliau masih teguh di kursinya, bertekad untuk menyelesaikan tugasnya.
Menjelang malam, tepat pada pukul 19.55 WIB, ketika lampu-lampu kota mulai menyala, pekerjaan belum juga rampung. Meski lelah mulai menyapa, komitmen untuk melayani masyarakat terus mengobarkan semangatnya. Dalam diam, sang ketua melanjutkan tanggung jawabnya, berharap bahwa setiap nama yang ia urus akan mendapatkan perawatan yang pantas dan layak.
Ketua Partai Buruh Kabupaten Probolinggo bukan sekadar pemimpin partai, ia adalah simbol harapan bagi banyak orang. Di tengah kesibukan dunia politik yang penuh intrik dan janji-janji, aksinya yang nyata ini memberikan pelajaran berharga bahwa menjadi pemimpin bukan hanya tentang bicara, tapi juga tentang bertindak. Bahkan ketika jam sudah larut dan malam mulai mengintai, kepedulian pada sesama tetap menjadi prioritas.
Dengan aksi yang berlangsung lebih dari sembilan jam tanpa henti, Ketua Partai Buruh Kabupaten Probolinggo mengajarkan kita bahwa pelayanan pada rakyat tidak mengenal kata "cukup." Seperti malam yang selalu diikuti oleh fajar, harapan bagi mereka yang sakit pun tetap ada, berkat sosok-sosok yang berjuang tanpa pamrih seperti beliau.
***