Nusantara News Probolinggo – Dulu pemberitaan tentang jalan rusak di Dusun Jati, Desa Sepuhgembol, Kecamatan Wonomerto, Kabupaten Probolinggo, sempat viral dan menjadi sorotan publik. Namun, hingga kini, kondisi jalan tersebut tak kunjung membaik. Warga yang sudah lama menderita akibat buruknya infrastruktur semakin kecewa karena pemerintah desa dan dinas terkait terkesan tutup mata terhadap persoalan ini.
Investigasi dari LSM PASKAL menambah panas situasi. Hadi, salah satu perwakilan LSM PASKAL mengungkap dugaan adanya pemangkasan dana proyek yang melibatkan pihak pemborong. “Pekerjaan belum selesai 100%, tapi anggarannya sudah habis. Ini jelas ada yang bermain di belakang layar,” ujar Hadi. Pernyataan ini memunculkan spekulasi bahwa persoalan jalan rusak bukan semata soal teknis, melainkan ada indikasi penyimpangan yang merugikan masyarakat.
Salah satu warga setempat inisial SJ, mengungkapkan bahwa jalan tersebut adalah akses utama untuk aktivitas harian mereka. "Kami pakai jalan ini buat ke pasar, antar anak sekolah, dan bawa hasil panen. Tapi dengan kondisi sekarang, semuanya jadi susah. Hasil panen susah diangkut, pendapatan pun jadi berkurang. Tak hanya menghambat ekonomi, kondisi ini juga merusak semangat warga yang merasa ditelantarkan oleh pemerinta", keluhannya
Lebih parahnya lagi, keselamatan warga kini berada di ujung tanduk. Setiap kali hujan turun, jalan berubah menjadi kubangan lumpur yang licin. Tak sedikit pengendara yang terjatuh saat melintas. Jalan yang seharusnya menjadi sarana penghubung kini menjadi ancaman nyata bagi mereka. Kondisi ini seperti luka menganga yang terus diabaikan oleh pihak berwenang.
Ironisnya, meski masalah ini sudah sempat viral, perhatian dari pemerintah desa maupun dinas terkait tetap minim. Janji perbaikan yang pernah diutarakan hanya berakhir di bibir saja. Warga semakin kehilangan kepercayaan, apalagi setelah melihat tak ada langkah konkret yang diambil untuk menyelesaikan persoalan ini. Mereka mempertanyakan, apakah hak dasar seperti jalan yang layak memang harus diperjuangkan mati-matian?
Kondisi ini juga memperlihatkan lemahnya pengawasan dan tata kelola anggaran. Dugaan penyimpangan dana harus segera diusut secara transparan. Jika benar ada permainan antara pihak pemborong dan pejabat terkait, maka ini adalah bentuk nyata pengkhianatan terhadap amanat rakyat. Warga Dusun Jati hanya ingin infrastruktur yang layak agar kehidupan mereka tidak terus terhambat.
Saatnya pemerintah dan dinas terkait berhenti berdiam diri. Jalan rusak ini bukan hanya masalah teknis, tetapi simbol pengabaian yang menyakitkan. Infrastruktur yang buruk tidak hanya merusak kendaraan, tetapi juga roda kehidupan masyarakat. Jangan biarkan masalah ini menjadi luka permanen bagi warga Dusun Jati. Bertindaklah sekarang, sebelum semuanya terlambat.
Sampai berita ini diterbitkan, Kepala Desa Sepuhgembol yang coba dihubungi melalui telepon selulernya tidak pernah aktif. Hal ini semakin mempertegas sikap tak peduli pihak berwenang terhadap masalah yang dihadapi warga.
Bersambung.......