Petani Keluhkan Kesulitan Beli Pupuk Bersubsidi, Ini Kata Pengawas Pupuk Probolinggo

Redaksi

 


Nusantara News Probolinggo - Ketersediaan pupuk bersubsidi banyak dikeluhkan para petani di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Mereka mengaku kesulitan untuk mendapatkan pupuk bersubsidi.


Hal semacam ini memang sudah menjadi problem selama beberapa tahun belakangan ini disebabkan jatah alokasi pupuk bersubsidi selalu berkurang dari tahun ketahun dan masih banyak faktor lainnya, seperti berkurangnya lahan pertanian dan jatah pupuk subsidi perhektarnya juga ikut dikurangi.


Alokasi pupuk urea subsidi tahun 2022 untuk Probolinggo sebanyak  37.743 Ton, ditahun 2023 alokasi berubah menjadi 30.604 Ton, sedangkan ditahun 2024 alokasi berubah menjadi 30.061 Ton, berarti ada pengurangan kurang lebih 7.500 Ton. Sedangkan kebutuhan petani terhadap pupuk urea subsidi masih tinggi.


Pembagian alokasi pupuk, menurutnya sudah proporsional dengan menyesuaikan berbagai pertimbangan. Seperti data luas area, rencana tanam komoditas per kecamatan hingga alokasi per kios. 


Ia menyebut, mulai 1 Januari 2025 kemarin pupuk bersubsidi sudah ditetapkan untuk dialokasikan. Pihak terkait bahkan sudah membagi secara proporsional.


"Hanya saja, awal tahun pihak distributor sebagian memang belum bisa menyalurkan karena harus memenuhi beberapa persyaratan administratif yang ditetapkan oleh penyalur, dalam hal ini Pupuk Indonesia," terangnya. 


Meski demikian, lanjut H. Amri, pihaknya menegaskan, jika jatah pupuk subsidi saat ini sudah berada di gudang penyimpanan dan sudah disalurkan.


Menanggapi keluhan petani terhadap kelangkaan pupuk bersubsidi, Pengawas Pupuk Wilayah Probolinggo Wilayah Timur, H. Amri tidak menampik itu dan beliau menjelaskan.


"Iya saya paham dengan keadaan yang ada, mau gimana lagi memang aturannya sudah seperti itu. Saya beri penjelasan sedikit, pertama yang boleh membeli pupuk subsidi itu hanya petani yang tercover dalam RDKK (sekarang berubah menjadi ealokasi), jika tidak masuk dalam RDKK maka tidak bisa membeli pupuk subsidi. Lahan petani yang disubsidi 2 hektar perorang. Tapi real dilapangan orang punya lahan 5 mauapun 10 hektar semuanya minta pupuk subsidi ya gak bisa! bagaiman cara mengatasi kekurangan pupuk tersebut, maka harus memakai pupuk nonsubsidi" jelasnya.


Solusi mengatasi kelangkaan pupuk subsidi

H. Amri meminta para petani agar selalu berkoordinasi dengan kios, sehingga bisa langsung melakukan penyerapan. Sementara, ketersediaan di kios tergantung pengiriman dari pabrik ke distributor dan seterusnya. 


Selain itu, kesadaran masyarakat apalagi para petani cabe rawit dan tembakau untuk memakai pupuk organik atau pupuk pembenah tanah dan pupuk nonsubsidi juga perlu ditingkatkan guna mengurangi beban pagu pemerintah.


Dari 9 komoditas, yakni padi, jagung, kedelai, tebu, kopi, kakao, bawang merah dan bawang putih, saat ini penyerap paling dominan di Probolinggo masih padi.


Sedangkan diwilayah Probolinggo ada petani cabe rawit dan tembakau. Kedua komiditi ini tidak masuk dalam 9 komoditas yang disubsidi pupuknya oleh pemerintah.


"Memang perlu adanya komunikasi. Para kelompok tani bisa dibantu penyuluh agar petani paham komoditas apa saja yang disubsidi pupuknya oleh pemerintah," tuturnya. 


Selain itu, stok pupuk subsidi tersebut jumlahnya dibatasi. Oleh sebab itu, penggunaannya benar-benar disesuaikan dengan rencana kebutuhan.

Bersambung........ 

(MH****)