Diduga Terkena “Sihir Kekuasaan”, Kepala Pasar Paiton Dikecam Usai Beri Panggung Tersangka Dana Hibah

Redaksi


Nusantara News Probolinggo – Aroma panas mulai tercium dari arah Pasar Paiton. Bukan karena bara api, melainkan bara kritik yang dilayangkan langsung oleh Lutfi Hamid, Ketua LSM Aliansi Masyarakat Peduli Probolinggo (AMPP). Ia dengan tegas dan tanpa tedeng aling-aling menyoroti tindakan Kepala Pasar Paiton, H. Abdul Kadir, yang dianggap telah melakukan blunder fatal dalam peresmian Musholla baru di lingkungan pasar.


Pasalnya, dalam acara yang seyogyanya bernuansa religius dan penuh keteduhan itu, hadir sosok kontroversial, Mahrus, yang saat ini tengah berstatus sebagai tersangka kasus korupsi dana hibah Provinsi Jawa Timur. Bukan sekadar hadir, Mahrus bahkan diberi panggung. Hal inilah yang membuat darah Lutfi Hamid mendidih.


“Ini bukan sekadar kelalaian, ini seperti kena 'sihir kekuasaan '!” cetus Lutfi geram. Ia menyebut bahwa memberikan panggung kepada tersangka korupsi bukan hanya bentuk ketidaktahuan, tapi juga isyarat kuat bahwa ada permainan di balik layar. “Kami menduga, jangan-jangan pihak pasar juga ikut menikmati manisnya dana hibah itu,” tambahnya dengan nada mencurigai.


Pernyataan keras ini sontak menjadi sorotan. Publik mulai bertanya-tanya, bagaimana bisa seorang pejabat pasar yang semestinya bersih dan netral malah memberikan legitimasi kepada pihak yang sedang tersangkut masalah hukum besar, apalagi dalam acara publik yang semestinya menjadi contoh moral dan integritas.


Menurut Lutfi, tindakan ini tak hanya mencoreng nama baik institusi pasar, tapi juga memberi pesan keliru kepada masyarakat. Bahwa korupsi bisa dinegasikan, ditoleransi, bahkan diberi ruang. “Ini sangat berbahaya! Apalagi dilakukan di ruang publik dan sakral seperti pasar dan musholla,” tegasnya.


Lebih lanjut, AMPP mendesak agar pihak berwenang menyelidiki lebih jauh dugaan keterlibatan pengelola pasar dalam aliran dana hibah yang kini mencuat sebagai skandal di tingkat provinsi. Mereka juga meminta agar acara-acara publik dijaga ketat dari intervensi tokoh-tokoh bermasalah demi menjaga moral publik dan kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum.


Kasus ini masih terus bergulir. Namun satu hal pasti, kepercayaan publik ibarat kaca tipis. Sekali retak, sulit kembali utuh. Dan jika benar Kepala Pasar Paiton telah “tersihir”, maka tugas masyarakat kini adalah menyadarkan dengan suara, dengan sikap, dan tentu, dengan hukum. 

Bersambung... 

(MH**)