Tersangka KPK , Diduga Sang Koruptor Dana Hibah Jatim Hadiri Seminar di PP Nurul Qodim Paiton

Redaksi

 


Nusantara News Probolinggo — Di bawah langit yang cerah dan angin yang seolah ikut berbisik getir, kabar mengejutkan menyeruak dari jantung Desa Kalikajar Kulon, Paiton Kabupaten Probolinggo. Bukan soal cuaca, bukan pula harga cabai yang melonjak. Tapi soal kemaluan bukan secara harfiah, melainkan dalam arti paling dalam rasa malu yang hilang entah ke mana.


Sebuah seminar bergengsi yang digelar di Pondok Pesantren Nurul Qodim Paiton mendadak jadi sorotan. Bukan karena topik yang dibahas, bukan juga karena pembicara kondang. Tapi karena kehadiran seseorang yang diduga kuat terlibat dalam kasus korupsi dana hibah Jawa Timur. Meskipun sosok yang bersembunyi dari sorot mata, justru menggelar seminar di panggung spiritualitas dan intelektualitas.


Warga pun mengernyitkan dahi, sebagian hanya bisa geleng-geleng kepala. “Apa tidak salah tempat Atau jangan-jangan... zaman memang sedang rusak parah?,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya. Ironi yang terlalu pahit untuk ditelan, namun terlalu nyata untuk diabaikan.


Seminar yang seharusnya membawa hawa sejuk ilmu, malah seperti disusupi angin panas dari tungku neraka moral. Bayangkan, orang yang dituding menilap uang rakyat, kini duduk sejajar dengan tokoh-tokoh terhormat. Tak ada rasa bersalah, tak ada kata maaf. Hanya senyum sinis dan langkah ringan, seolah dosa telah dikubur bersama berita lama.


Edi Suprapto, pegiat hukum dari Probolinggo yang dikenal lewat gerakan Law dan Justice, ikut memberikan komentar pedas. Ia mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) agar segera bergerak cepat dan tanggap. “Tangkap Sang Koruptor! Masyarakat sudah muak. Penegakan hukum tidak boleh tumpul ke atas. Kalau ingin rakyat percaya, maka tokoh politik papan atas pun harus bisa diseret ke meja hijau,” tegasnya. Menurutnya, kasus ini sangat seksi, bukan dalam arti murahan, tapi karena penuh potensi untuk memulihkan kepercayaan publik terhadap wajah hukum yang kini nyaris tanpa raut.

Bersambung...... 

(MH**)