Nusantara News Probolinggo — Langit keadilan kembali diguncang oleh bau busuk yang menyengat dari balik jubah kesalehan. Aktivis dari Ikatan Warga Probolinggo (IWP) mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk segera menyeret Mahrus dan kroni-kroninya ke dalam jeruji besi. Tak hanya sekadar tersangka, mereka menyebutnya sebagai "koruptor berkedok sorban" , predator uang rakyat yang bermain suci di permukaan, tapi rakus di balik layar.
Ketua IWP, Jamaludin, saat dikonfirmasi, 07/08/2025, dengan nada tinggi dan mata membara, menyampaikan bahwa aroma busuk korupsi dana hibah Jatim bukan lagi desas-desus. Menurutnya, Mahrus tak hanya menjadi tangan kanan dari politisi kuat Anwar Sadad, tapi juga aktor utama dalam jalur distribusi dana haram yang mestinya dinikmati rakyat kecil. “Jangan salah, banyak yayasan dan pokmas hanya kedok! Uangnya diperas, dipetik, diisap seperti lintah haus darah,” cetusnya.
IWP menegaskan, semua aliran dana hibah yang mengalir lewat tangan Mahrus adalah racun yang membunuh harapan. Mereka menyebut sistem yang dibangun oleh Mahrus Cs itu ibarat kerajaan dalam bayang-bayang tertata rapi, satu pintu, dan penuh intimidasi rasa kekeluargaan yang berani melawan, akan dipatahkan. Sedangkan yang nurut, diberi upah remah-remah dari hasil rampokan.
Lebih dari itu, IWP menyindir keras para aktor religius yang jadi tameng korupsi. “Jangan lagi agama dijadikan tameng! Kalau pakai sorban tapi isi otaknya uang haram, itu bukan ustaz, itu koruptor berdandan suci!” ucap Jamaludin pedas, menyindir peran Mahrus yang kerap tampil sebagai Khodibul Majlis Al Kahfi, padahal diam-diam jadi makelar kejahatan berjubah.
Jamaludin menekankan, KPK jangan hanya sibuk membuat status “tersangka” tanpa taring. Rakyat sudah muak dengan sandiwara hukum. Saatnya KPK hadir sebagai algojo hukum, bukan sekadar tukang stempel kasus. “Tangkap! Sita semua asetnya! Bongkar kroni-kroninya! Jangan kasih ampun!” serunya lantang.
Beliau juga menyakini bahwa Presiden Prabowo Subianto untuk tidak membiarkan kadernya bermain kotor di balik program rakyat. "Kalau benar Prabowo ingin bersih-bersih, ini saatnya! Jangan pandang bulu! Mahrus dan Sadad harus diadili," tegasnya, mengutip janji Prabowo saat Rakernas Partai Gerindra tahun lalu.
Kini, bola panas ada di tangan KPK. Rakyat menanti, lembaga antirasuah harus punya nyali, atau justru jadi penonton dalam drama kelam negeri ini. Di tengah sorban yang berkibar, ada uang rakyat yang disulap jadi istana kemewahan. Dan dari balik sajadah, suara tangis rakyat yang dikhianati, masih bergema meminta keadilan.
Bersambung...
(MH**)