Nusantara News Probolinggo – Suara keras menggema dari Probolinggo. Ketua IWP (Ikatan Warga Probolinggo ) meluapkan kegeramannya terhadap KPK yang dinilai hanya piawai dalam menetapkan status tersangka, namun mandul saat harus mengeksekusi.
“Miris, ironis, dan memalukan,” ungkap Ketua IWP, Jamaludin dengan nada tinggi, saat dikonfirmasi,06/08/2025. Ia menyoroti 21 tersangka kasus korupsi dana hibah di Jawa Timur yang hingga detik ini tak satupun ditahan. “Kita menduga KPK RI taringnya sudah dicabut Atau ini memang bagian dari sandiwara”, lanjutnya tajam.
Ia menyindir tajam, bahwa KPK kini tak ubahnya macan ompong. Taringnya hilang, cakarnya tumpul. Dulu ditakuti, kini malah disayangkan. Padahal, publik menaruh harapan besar agar KPK menjadi predator bagi koruptor bukan peliharaan elite yang kehilangan keberanian.
Yang lebih menyakitkan, sambungnya, mayoritas tersangka adalah kader partai politik yang punya kekuatan di level pusat. Maka dari itu, ia mendesak Presiden Prabowo Subianto agar tak menutup mata dan tak pilih kasih. "Ini bukan soal loyalitas partai, tapi komitmen terhadap Asta Cita yang beliau gembar-gemborkan selama kampanye!" tegasnya.
Ketua IWP menegaskan, janji Prabowo untuk bersih-bersih dari korupsi bukan sekadar jargon kosong. “Jejak digitalnya ada , Ucapannya direkam. Sekarang waktunya membuktikan Presiden Prabowo benar pemimpin pemberani atau hanya sebatas pencitraan” , katanya lantang.
IWP juga mendesak agar seluruh aset para tersangka segera disita dan ditelusuri aliran uangnya. “Rakyat menderita, anggaran disunat, dan mereka berpesta pora. Itu kejahatan luar biasa. Harusnya hukuman pun luar biasa,” pungkasnya.
Masyarakat Jawa Timur, khususnya Probolinggo, kini menanti KPK bangkit menjadi macan sejati, atau tetap menjadi boneka yang dikendalikan tali tak terlihat.
(MH**)