Nusantara News Jember – Tragedi memilukan terjadi di Kabupaten Jember. Febri (23), seorang pekerja di perusahaan tepung wilayah Sumbersari, ditemukan meninggal dunia setelah diduga disekap selama dua hari di mess perusahaan. Ia sebelumnya dituduh menghilangkan sejumlah barang milik perusahaan, namun bukannya mendapatkan proses hukum yang adil, Febri justru kehilangan nyawa tanpa kejelasan penyebab pasti.
Kejadian ini sontak memicu kemarahan kalangan buruh. Ketua Konsulat Cabang Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Jember, Novi Cahyo H, mendatangi lokasi perusahaan bersama ratusan anggota serikat. Dari atas mobil komando, ia mengecam tindakan perusahaan yang dianggap merampas hak dasar pekerja. “Ini bukti nyata penindasan buruh. Jika ada perusahaan nakal yang memperlakukan pekerja seperti budak, kami tidak akan tinggal diam,” ujarnya lantang.
Suasana di lokasi kian memilukan ketika ibu korban, yang juga warga sekitar, menangis histeris menolak menerima kematian anaknya. Tangis pilu tersebut menjadi potret nyata penderitaan keluarga pekerja yang kehilangan harapan di tengah tuduhan yang bahkan belum terbukti. Warga sekitar dan rekan-rekan kerja korban pun ikut berkerumun, menyaksikan bagaimana kasus ini mengguncang keadilan bagi kaum buruh.
Aparat kepolisian segera mendatangi tempat kejadian, mengevakuasi jenazah korban, dan membawa ke rumah sakit untuk dilakukan otopsi. Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak perusahaan mengenai alasan penyekapan maupun penyebab kematian Febri. Publik pun bertanya-tanya, bagaimana mungkin tuduhan kehilangan barang ditangani dengan pengurungan, bukan melalui mekanisme hukum yang benar.
Atas kasus ini, FSPMI bersama kalangan aktivis mendesak Bupati Jember untuk turun tangan langsung. Pemerintah daerah dinilai tidak boleh abai melihat buruh di wilayahnya diperlakukan secara sewenang-wenang, apalagi sampai kehilangan nyawa. “Bupati harus bertindak tegas, jangan biarkan Jember dikenal sebagai tanah di mana buruh mati sia-sia,” seru Novi di tengah aksi.
Di sisi lain, FSPMI juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kapolda Jawa Timur yang telah menginstruksikan jajarannya, khususnya Polres Jember untuk all out dalam melaksanakan tugas dan menuntaskan kasus ini. Publik menanti, tragedi Febri hanya akan berakhir sebagai catatan kelam atau justru menjadi momentum memperbaiki sistem ketenagakerjaan sekaligus memastikan keadilan benar-benar ditegakkan.
(MH**)