Umar Hayat: Gubernur APKM Jawa Timur, Sang Hyperpredator Koruptor

Redaksi

 


Nusantara News Surabaya  – Sosok Umar Hayat kini menjadi perbincangan hangat di jagat aktivis Jawa Timur. Pria yang baru saja resmi diangkat oleh Presiden DPP Gerakan Aktifis Pelayan Kesejahteraan Masyarakat (G-APKM) sebagai Gubernur APKM Jawa Timur, tampil dengan aura keberanian dan ketegasan yang jarang dimiliki tokoh lain.


Di tengah carut-marutnya isu korupsi yang mencekik rakyat, Umar Hayat berdiri tegak sebagai figur hyperpredator koruptor. Julukan itu bukan tanpa alasan, sebab dirinya dikenal sebagai aktivis yang tak pernah gentar memburu, mengungkap, bahkan menekan habis praktik kotor yang menggerogoti uang rakyat


Dalam visi yang ia gaungkan, Umar menegaskan bahwa keberanian adalah fondasi utama dalam mengawal kebenaran. Ia berprinsip, “Tak boleh ada kompromi dengan koruptor. Setiap rupiah yang dirampas dari rakyat harus kembali pada rakyat, " 16/09/2025.


Misi besarnya sederhana namun menggelegar, menegakkan profesionalisme dalam tugas, membangun jaringan aktivis yang solid, dan memastikan Jawa Timur menjadi contoh daerah yang bersih dari praktik lancung para tikus berdasi. Baginya, ketegasan bukan sekadar sikap, melainkan jalan perjuangan untuk mengembalikan marwah keadilan.


Sebagai Gubernur APKM Jatim periode 2025–2027, Umar Hayat siap membawa gerakan ini melaju lebih progresif. Ia menekankan bahwa jabatan bukan sekadar simbol, tapi amanah yang harus dijalankan dengan integritas penuh. Ia pun berjanji akan terus turun ke lapangan, mendengar suara rakyat, dan memastikan tidak ada ruang bagi para pengkhianat bangsa terutama kasus dugaan korupsi dana hibah Jatim yang melibatkan elit politik dan Pejabat Papan Atas  Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang saat ini ditangani oleh KPK RI.


Dengan figur berani, tegas, dan profesional, Umar Hayat ibarat petir yang menyambar dalam gelap, mengingatkan siapapun bahwa korupsi adalah musuh nyata rakyat. Kehadirannya di APKM Jawa Timur seakan menjadi penanda zaman baru pemberantasan korupsi telah dimulai.

(MH**)