Polres Probolinggo Kota Bersama TNI Kawal Aksi Damai Santri dan Kyai di DPRD

Sudarsono Nusantara


Nusantara News Probolinggo - Ratusan personel gabungan TNI dan Polri diterjunkan untuk mengamankan jalannya aksi damai di depan Gedung DPRD Kota Probolinggo, Senin (21/10/2025). Aksi ini diikuti oleh puluhan santri, alumni pondok pesantren, serta anggota Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Probolinggo.

Para peserta aksi menuntut pertanggungjawaban pihak Trans7 atas tayangan program “Xpose Uncensored” yang dinilai telah melecehkan para kiai dan lembaga pesantren.

Sejumlah tokoh penting turut hadir dalam aksi tersebut, di antaranya Ketua MUI Kota Probolinggo Prof. Dr. KH. Muhammad Sulthon, Ketua Tahfidz PCNU Kota Probolinggo Drs. Arba’i Hasan, Rois Syuriah PCNU Kota Probolinggo KH. Muhtarom, Ketua PC GP Ansor Kota Probolinggo Salamul Huda, SH, Ketua Fatayat NU Kota Probolinggo Nur Hudana, Ketua Muslimat NU Kota Probolinggo Siti Aminah, Ketua Pagar Nusa Kota Probolinggo Rudi, serta Ketua PMII Kota Probolinggo Dedy Bayu Angga.

Dalam pernyataan sikapnya, Arba’i Hasan selaku Ketua PCNU Kota Probolinggo menyampaikan enam tuntutan utama. Salah satunya adalah mendesak pemilik Trans Media, Chairul Tanjung, untuk sowan dan menyampaikan permohonan maaf langsung kepada para kiai yang disebut dalam tayangan tersebut.

Selain itu, massa juga meminta Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menjatuhkan sanksi tegas terhadap Trans7 serta memperketat pengawasan isi siaran agar tidak menimbulkan fitnah maupun keresahan publik.

Mereka juga mendorong DPRD Kota Probolinggo untuk menyalurkan aspirasi ini ke DPR RI. Harapannya, agar Komisi I DPR RI bersama KPI RI dapat memperketat pengawasan konten siaran yang berpotensi menimbulkan kebencian, polarisasi sosial, maupun merusak nilai keagamaan, serta menjatuhkan sanksi sesuai Undang-Undang Penyiaran.

Kapolres Probolinggo Kota, AKBP Rico Yumasri, menyampaikan apresiasi atas kondusifnya jalannya aksi. Ia menganggap kegiatan tersebut sebagai bentuk kedewasaan masyarakat dalam menyampaikan aspirasi.

“Aksi ini menjadi contoh bahwa aspirasi dapat disampaikan secara santun dan beradab tanpa menimbulkan keresahan. Ini menunjukkan kedewasaan masyarakat Probolinggo,” ungkap AKBP Rico.

Aksi damai tersebut berlangsung tertib dan berakhir dengan doa bersama sebelum massa membubarkan diri dengan tertib.
(Dar/Hms)