Nusantara News Probolinggo - Isu penjualan pupuk bersubsidi yang tidak sesuai aturan kembali mencuat di Desa Poh Sangit Lor, Kecamatan Wonomerto, Kabupaten Probolinggo. Dugaan adanya konspirasi antara distributor dan pengawas Pupuk Indonesia (PI) membuat kios pupuk nakal tetap beroperasi tanpa tindakan tegas, Sabtu (25/01/2025).
Abdul, anggota tim investigasi LSM PASKAL, mengkritik keras kinerja distributor dan pengawas PI. Ia menilai keduanya gagal menjalankan tugas mereka dalam mengawasi penyaluran pupuk bersubsidi. "Kami sudah mengecek langsung ke distributor, laporan mereka tampak bersih. Namun, kenyataan di lapangan berbeda. Warga masih membeli pupuk dengan harga jauh di atas HET," kata Abdul.
Keluhan warga Desa Poh Sangit Lor kian mencuat. Harga pupuk jenis urea dan phoska yang dijual kios-kios di desa itu dianggap sangat mahal. Hal ini membuat petani kecil semakin terjepit. "Aslinya, banyak warga di sini yang beli pupuk dengan harga mahal. Mereka siap memberikan pernyataan resmi terkait hal ini," tambah Abdul.
Dalam upaya menyelesaikan masalah ini, LSM PASKAL sempat menghubungi Pengawas PI (Pupuk Indonesia). Namun, respons yang diterima dinilai mengecewakan. "Mereka hanya menyarankan kami melapor langsung ke KP3 Kabupaten Probolinggo. Padahal, ini masalah serius yang harusnya cepat ditangani," ujarnya.
Ketidakseriusan pengawasan ini, menurut Abdul, menunjukkan lemahnya koordinasi antara pihak distributor dan pengawas PI. Akibatnya, kios-kios nakal terus beroperasi tanpa hambatan, dan petani menjadi korban utamanya. "Ini bukan hanya soal harga, tapi juga soal keadilan bagi para petani," tegasnya.
Jika masalah ini tidak segera diselesaikan, LSM PASKAL berencana melaporkannya ke DPRD Kabupaten Probolinggo. Abdul menegaskan, pihaknya tidak akan tinggal diam. "Kami akan bawa persoalan ini ke DPRD jika tidak ada tindakan konkret. Petani tidak boleh terus-menerus menjadi korban permainan kotor ini," Pungkasnya
Bersambung.....
(MH***)