Nusantara News Probolinggo – Suasana Kantor Desa Sumberanyar pagi itu tak seperti biasanya. Aroma kopi hitam bercampur debu jalanan menyatu dalam udara, menyambut kedatangan tamu penting dari Jakarta, Budiono, Konsultan Pusat Proyek Tol
Pemerintah Desa Sumberanyar, Kecamatan Paiton, memang tengah gundah. Jalan-jalan desa yang dulu mulus dan nyaman dilalui kini berubah jadi hamparan lubang-lubang tak beraturan, ibarat wajah bumi yang menangis diam-diam. Semua ini diduga kuat sebagai dampak dari lalu-lalang armada berat Proyek Strategis Nasional (PSN) Tol Probowangi.
Pertemuan yang digelar hari ini menjadi panggung dialog antara pihak desa dan Jasa Marga. Kepala Desa Sumberanyar, Andika Prayogo,S.E., menyuarakan keresahan warganya yang setiap hari harus berjibaku dengan jalan rusak penuh lubang dan bergelombang , hingga risiko kecelakaan serta pembuatan saluran air disekitar dampak Tol .
“Kami bukan menolak pembangunan, tapi tolong lihat juga luka yang ditinggalkan di desa kami,berupa jalan yang berlubang dan bergelombang serta pembuangan air disekitar dampak tol yang menggenang bila musim hujan datang ” ujarnya lirih, tapi tajam,28/05/2025.
Budiono, yang mewakili Pusat Proyek Tol, mencatat semua keluhan itu dengan saksama. Ia menjelaskan bahwa pihaknya akan segera melakukan survei teknis dan berkoordinasi dengan pelaksana proyek Tol Probowangi.
“Kami ingin memastikan bahwa proyek besar ini tidak mengorbankan hak-hak warga sekitar seperti perbaikan jalan sekitar dampak Tol dan pembuatan serta pembuangan saluran air bila hujan air tidak menggenang akan jadi bagian dari komitmen kami,” ungkapnya dengan nada diplomatis.
" Untuk perbaikan jalan, satu ruas jalan Sumberanyar - Kotaanyar merupakan ranah Pemerintah Daerah Kabupaten Probolinggo karena sudah ada komitmen sejak awal, akan tetapi Kami tetap koordinasikan dengan pihak terkait", Ungkapnya lagi.
Warga yang hadir di sekitar kantor desa tampak berharap-harap cemas. Ada yang menggenggam helm motor, ada pula yang memeluk anaknya erat. Semua menanti janji bukan hanya jadi wacana. Beberapa warga bahkan menyebut, jalan rusak ini sudah membuat ekonomi desa lesu pengiriman hasil panen jadi lambat, biaya transportasi naik, dan kerusakan kendaraan jadi keluhan harian.
Pertemuan ditutup menjelang siang, tapi gema persoalannya belum akan selesai hari ini. Pemerintah Desa Sumberanyar menegaskan akan terus mengawal janji perbaikan jalan. Di sisi lain, Konsultan Proyek Tol pun diharapkan tidak tinggal diam sebab jalan bukan sekadar jalur aspal, tapi juga urat nadi kehidupan warga yang tak boleh diputuskan sepihak.
(MH**)